Sedikit Sekali Tentang Buku “Aku Ingin Pulang, Meski Sudah di Rumah”

Bintang
3 min readDec 8, 2021

--

instagram.com/apebooks

Sebagai pembuka, perlu dijelaskan terlebih dahulu bahwa tulisan ini bukanlah ulasan lengkap dari sebuah buku dari seorang yang memang sudah terbiasa mengulas. Tulisan ini hanyalah apa yang ingin saya bagikan kepada pembaca tentang pendapat saya mengenai buku ini.

Buku ini merupakan buku yang ditulis oleh Kwon Rabin dan berbahasa asli Korea. Buku ini diterjemahkan dan diterbitkan ke Bahasa Indonesia oleh penerbit Haru. Haru merupakan penerbit yang fokus menerbitkan buku-buku dari Asia, seperti Jepang, Korea, Tiongkok, dsb. Karena berfokus menerbitkan buku-buku Asia maka kualitas terjemahan dari Haru sudah tidak diragukan lagi, terutama dalam buku ini. Terjemahan yang digunakan menurut saya sudah sangat baik dan catchy bagi para pembaca Indonesia.

Buku ini ditulis oleh Kwon Rabin dengan sangat personal dan menggunakan sudut pandang orang pertama, hal itu dikarenakan memang buku ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi penulis.

Walau ditulis berdasarkan pengalaman pribadi buku ini tetap sangat informatif dan menarik, sebab penulis tidak hanya berkutat melulu tentang dirinya sendiri namun juga tentang isu-isu sosial yang tentu saja terjadi di Korea yang berdampak pada diri Kwon Rabin, sehingga akhirnya dia bertanya “Kok gue merasa asing ya, padahal ini tuh udah di rumah gue sendiri, udah dilingkungan gue sendiri, kenapa bisa gini?” Dari pertanyaan itulah akhirnya Kwon Rabin mencoba lebih jauh untuk mengenal dirinya sendiri.

Dari buku ini kita akan belajar bahwa “rumah” bukanlah sekedar bangunan saja, ia lebih dari itu. Bahkan setiap orang memiliki “rumah” dan “tempat untuk pulang”nya tersendiri dengan cara-cara yang tersendiri pula, seperti yang Kwon Rabin tulis:

“Saat seseorang merasa dirinya berbeda, bingung, dan ketakutan ketika dihadapkan pada situasi yang tidak biasa di lingkungan baru, secara naluriah ia akan mencari rumah yang paling nyaman dan cocok baginya. Ia seperti siput yang hidup dengan rumah di punggungnya untuk mempertahankan diri.”

Bagian yang saya suka dari buku ini adalah ketika penulis dengan baik menjelaskan bahwa harusnya semakin kita dekat dengan seseorang semakin paham juga kita terhadap hal-hal kecil yang disukai oleh orang tersebut. Hal itu langsung membuat saya bercermin dan langsung mencoba menebak-nebak hal-hal kecil yang disukai oleh orang-orang terdekat saya hahaha.

Singkatnya, buku ini berisi tentang kecemasan-kecemasan Kwon Rabin tentang masa depan, tentang dirinya, tentang masyarakat, tentang empati, dan — seperti yang sudah disebutkan sebelumnya — tentang isu-isu sosial di Korea Selatan dan sepertinya Kwon Rabin juga berusaha membuat buku ini menjadi “rumah” yang nyaman bagi para pembacanya lewat 208 halaman full colour di dalamnya.

Penerbit Haru

Oh iya, saking menariknya buku ini pun dibaca oleh V dari BTS loh. V menyebutkan bahwa ia mulai membaca buku ini pada saat wawancara Grammy Museum 2020. Walau hanya bicara sedikit tentang buku tersebut, ternyata pengaruh V sangat besar, hal itu terbukti dari meroketnya buku ini sampai menempati urutan pertama dalam kategori buku Asing di situs Amazon Japan.

Buku ini bisa kamu dapatkan dengan promo menarik dan gratis ongkir di marketplace seperti Tokopedia atau Shopee.

Jadi, untuk para pembaca yang ingin lebih tahu tentang arti dari “rumah” atau pembaca yang ingin tahu apa yang sedang dibaca oleh idolnya V BTS buku ini sangat saya rekomendasikan — toh pada akhirnya yang cuma kepo sama bacaan idol juga akan dapat arti “rumah” baru setelah baca buku ini haha.

--

--

Bintang
Bintang

Written by Bintang

Buruh ketik di toko buku ApeBooks | Books, movies, and digital marketing enthusiast.

No responses yet